Selasa, 18 Agustus 2020

NAMA             : ADE RINALDI. V. M
PANGKAT       : SERTU
NOSIS            : 20190422-E
NO ABSEN     : 02


DATA PENUGASAN 
PROGRAM DIPLOMA 4 ANGAKAT 4
( JARINGAN KOMPUTER )

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing
Protocol OSPF dan EIGRP

DWI ARYANTA , BAYU AGUNG PRANATA

Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung

ABSTRAK

OSPF (Open Shortest Path First) dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah dua routing protokol yang banyak digunakan dalam jaringan komputer. Perbedaan karakteristik antar routing protokol menimbulkan masalah dalam  pengiriman paket  data.  Teknik  redistribution adalah  solusi  untuk melakukan komunikasi antar routing protokol. Dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer 5.3 pada penelitian ini dibuat simulasi OSPF dan EIGRP yang dihubungkan oleh teknik redistribution, kemudian dibandingkan kualitasnya dengan single routing protokol EIGRP dan OSPF. Parameter pengujian dalam penelitian ini  adalah nilai  time  delay  dan  trace  route. Nilai  trace  route berdasarkan perhitungan langsung cost dan metric dibandingkan dengan hasil simulasi. Hasilnya dapat dilakukan proses redistribution OSPF dan EIGRP. Nilai delay redistribution lebih baik 1% dibanding OSPF dan 2-3% di bawah EIGRP tergantung kepadatan traffic. Dalam perhitungan trace route redistribution dilakukan 2 perhitungan, yaitu cost untuk area OSPF dan metric pada area EIGRP. Pengambilan jalur utama dan alternatif pengiriman paket berdasarkan nilai cost dan metric yang terkecil, hal ini terbukti berdasarkan perhitungan dan simulasi.
Kata kunci: OSPF, EIGRP, Redistribution, Delay, Cost, Metric.

ABSTRACT

OSPF (Open Shortest Path First) and EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) are two routing protocols are widely used in computer networks. Differences between the characteristics of routing protocols pose a problem in the  delivery of  data packets. Redistribution technique is  the  solution for communication between routing protocols. By using the software Cisco Packet Tracer 5.3 in this study were made simulating OSPF and EIGRP redistribution linked by technique, then compared its quality with a single EIGRP and OSPF routing protocols. Testing parameters in this study is the value of the time delay and trace route. Value trace route based on direct calculation of cost and metric compared with the simulation results. The result can be OSPF and EIGRP redistribution process. Value delay redistribution 1% better than OSPF and EIGRP
2-3% under traffic density dependent. In calculating the trace route redistribution is done 2 calculations, the cost for OSPF area and the area of the EIGRP metric. Making primary and alternate paths based on the packet delivery rate and the cost of the smallest metric, it is proved by calculation and simulation.
Keywords: OSPF, EIGRP, Redistribution, Delay, Cost, Metric.

1. PENDAHULUAN

Dengan  semakin  majunya  teknologi  telekomunikasi,  Routing protokol  mengambil peranan  penting  dalam komunikasi  modern  dalam mengirim  data  dari komputer pengirim ke komputer penerima. Beberapa aspek yang menjadi acuan suatu routing protokol  baik atau tidak diantaranya  dari segi data yang  terkirim  maupun  yang hilang dalam proses pengiriman data, kemudian kecepatan dalam pengiriman data dan juga kemampuan suatu routing protokol dalam memilih jalur terpendek dalam pengiriman data.

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)  merupakan suatu protokol standar dalam jaringan internet. Internet protokol yang banyak digunakan sampai saat ini adalah Internet protocol version 4 atau IPv4. Saat  ini dikenal beberapa routing protokol yang digunakan diantaranya OSPF (Open Shortest Path First) dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).  Setiap routing protokol ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. (Iwan, 2012)

Komunikasi data tidak dapat dilakukan apabila antar topologi berdiri pada 2 jaringan routing  protoko yan berbeda.   Terjad kesulitan   dala pengiriman   data dikarenakan perbedaan karakteristik routing protokol. Karena itu diperlukan proses redistribution  untuk    menghubungkan    antara    beberapa    routing   protokol. Perancangan ini juga mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

Lemma membuat penelitian dengan membandingkan kombinasi EIGRP & IS –IS dan OSPF & IS-IS routing protokol  pada jaringan  yang sama untuk  mengungkapkan keuntungan  satu  atas  yang  lain  serta  kekokohan  setiap  kombinasi  protokol. Kesimpulan  yang  didapat  pada  penelitian  ini  bahwa  kombinasi  EIGRP &  IS-IS memiliki keunggulan  yang lebih baik dari kombinasi  lainnya yang diujikan seperti dalam  pemanfaatan  bandwidth kemudian  waktu  konvergensinya.  (Lemma,  dkk
2009)

Dimas melakukan penelitian mengenai perbandingan 2 routing protokol EIGRP dan OSPF diimplementasikan  pada topologi ring dan mesh dengan menggunakan cisco packet tracer 5.3.  Penelitian   ini  menekankan   perbandingan   time  delay  dan perhitungan  trace route. Kesimpulan  dari  penelitian  ini  bahwa  routing protokol EIGRP lebih baik dari OSPF untuk setiap topologi dan pemilihan trace route adalah berdasarkan nilai metric dan cost terkecil untuk semua routing protokol. (P. Dimas,
2014)

Dalam  penelitian  ini,  akan  dibuat  simulasi  proses  redistribution antara  routing protokol  EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) dan  OSPF  (Open Shortest Path First) yang kemudian akan dibandingkan keandalannya dengan single routing protokol  OSPF (Open Shortest Path First)  dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang  sudah  dikenal  dengan  menggunakan  software Paket Tracer 5.3.

2.  METODOLOGI

2.1 Perancangan Sistem Jaringan
Pada penelitian ini,  software yang digunakan adalah Cisco Packet Tracer 5.3. Pada bab
ini menjelaskan  perancangan  sistem  dan konfigurasi  simulasi  jaringan  menggunakan
routing protokol EIGRP, OSPF dan dibuat jaringan redistribution antara OSPF dan EIGRP. Berikut ini adalah flowchart dari uji performasi:

Gambar 1. Flowchart Simulasi dan Perancangan Jaringan

Gambar  1  menunjukan   tahapan  dalam  perancangan   dan  simulasi  penelitian   ini. Tahapannya dimulai dengan melakukan konfigurasi pada simulasi yang dibuat, setting IP address,  dan   setting   IP  tiap   interface (Router).  Pada   Masing-masing   jaringan dikonfigurasi sesuai dengan routing protokol OSPF, EIGRP dan redistribution OSPF dan EIGRP. Kemudian dilakukan tes PING dan pengujian jaringan setelah konfigurasi routing protokol berhasil.

2.2 Topologi Jaringan
Berikut adalah perancangan topologi jaringan yang akan dibuat:


Gambar 2. Topologi Jaringan Pada Simulasi

Gambar 2 merupakan rencana topologi jaringan yang akan dibuat. Terdapat 20 network- ID  yang  tersedia  untuk  redistribution antar  topologi,    terdiri  dari  hubungan  antara Router dengan  Router dan  Router dengan  switch. Maka  dari  itu  diperlukan  teknik subneting untuk memecah 1 network-ID, hal tersebut  dilakukan untuk menghemat  1 network-ID tersebut  sehingga  tidak  menyebabkan  pemborosan  dalam  menggunakan network. Perangkat keras yang dipilih dalam  perancangan  ini meliputi 9 buah Router
2811, 6 buah switch generic dan 12 buah PC.

2.3 Subnetting
Perancangan pada simulasi ini membutuhkan   20 alamat jaringan masing-masing pada jaringan antara EIGRP to EIGRP, OSPF to OSPF serta redistribution EIGRP dan OSPF. Dilakukan teknik subneting IPv4 untuk menyediakan 20 alamat jaringan yang dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

1.     2n   20, n merupakan  jumlah bit yang harus ditambahkan  mendapatkan  jumlah minimum alamat jaringan yang dibutuhkan sesuai jaringan yang telah di rancang, yaitu 20 jaringan, sehingga didapat nilai n=5 (25 = 32)

2.   Dengan menambahkan 5 bit di subnet mask maka akan menjadi :

3.   256-248 = 8, 8 adalah angka selisih IP yang digunakan dalam setiap subnet nya

4.     Subneting menjadi maksimal 32 sub jaringan baru akan menjadi seperti Tabel  1 berikut:

Berdasarkan  Tabel 1 jumlah  subneting yang didapat  adalah  32 subnet,  dikarenakan digunakan 20 jaringan subnet, maka jaringan yang dipakai mulai dari SN 1 sampai SN
20.  Sementara   12  jaringan   subnet  yang  tidak  digunakan   dapat  dipakai   untuk penambahan topologi atau jaringan.

2.4   Redistribution
Redistribution   adalah     metode     routing    protokol     yang     digunakan     untuk meredestribusikan/meneruskan suatu routing protokol ke routing protokol yang lain agar dapat saling menukarkan/meng-advertise routing table masing-masing. Pada penelitian ini penulis membatasi penelitian terhadap kualitas delay dalam redistribution OSPF dan EIGRP dibandingkan  dengan  topologi  jaringan  OSPF  dan  EIGRP tunggal.  Selain  itu dilakukan juga perhitungan trace route pada jaringan redistribution secara perhitungan maupun simulasi.

3.  HASIL PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan perbandingan kualitas topologi yang telah dibuat, maka dilakukan beberapa pengujian berdasarkan skenario berikut :
1.   Mengamati   waktu delay  pengiriman  paket data dari PC  ke PC  lain pada  saat
traffic tunggal.
2.   Mengamati   waktu delay  pengiriman  paket data dari PC  ke PC  lain pada  saat
traffic sedang sibuk.
3.     Mengamati hubungan topologi redistribution OSPF dan EIGRP dalam pemilihan jalur pemilihan paket dan perhitungannya.
4.   Mengamati trace route alternatif atau jalur alternatif pengiriman paket data dengan
cara  melakukan  pemutusan  link utama  yang  akan    dilewati  paket  data  untuk mengetahui perbedaan rute yang dilewati.

3.1 Skenario Pertama
Pengujian skenario pertama dilakukan melalui pengiriman paket ICMP atau PING pada saat  traffic tunggal.  Pada  skenario  pertama  ini digunakan  2 kasus  dimana  masing- masing  kasus  terdiri  dari  2  percobaan  dan  setiap  contoh  kasus  dilakukan  10  kali pengiriman kemudian diambil rata-rata delay-nya pada setiap kasus. berikut kasus yang akan disimulasikan:

Untuk Traffic Tunggal :
1.       Pengiriman paket antar area dengan traffic tunggal (dari area 1 ke area 2).
2.       Pengiriman paket antar area dengan traffic tunggal (dari area 2  ke area 1).

Pada kasus pertama dilakukan pengiriman data dari PC 0 menuju ke PC 11 dan PC 2 menuju PC 6. Sementara Pada kasus kedua dilakukan pengiriman sebaliknya dari kasus pertama yaitu PC 11 ke PC 0 dan PC 6 ke PC 2. Tidak digunakan traffic penyibuk dalam percobaan skenario pertama.

Berdasarkan skenario 1 yaitu saat traffic tunggal, simulasi di uji menggunakan routing protokol  EIGRP,  OSPF dan  redistributio OSPF  dan  EIGRP. Delay   pada  hasil pengamatan  ini didapatkan dengan cara membagi rata-rata delay 4 percobaan dari 2 kasus yang dihasilkan dari simulasi. Nilai rata-rata delay tiap percobaan didapat dari 10 kali pengamatan. Hasil rata-rata dari seluruh simulasi ini disajikan dalam Tabel 2 berikut:
Gambar 3. Grafik perbandingan nilai delay traffic tunggal

Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat terlihat bahwa EIGRP to EIGRP lebih baik dibanding OSPF to OSPF dan redistribution OSPF dan EIGRP. Bila berdasarkan perhitungan maka didapatkan simulasi jaringan redistribution OSPF dan EIGRP lebih baik 0,000025 detik dibanding  Simulasi  jaringan OSPF to OSPF dan di bawah  0,0003125  detik dibanding simulasi jaringan EIGRP to EIGRP.

3.2 Skenario Kedua
Pengujian skenario kedua dilakukan melalui pengiriman paket ICMP atau PING pada saat traffic sibuk. Pada skenario kedua ini digunakan 2 kasus dimana masing-masing kasus terdiri dari 2 percobaan dan setiap contoh kasus dilakukan 10 kali pengiriman kemudian diambil rata-rata delay-nya pada setiap kasus. Berikut kasus yang akan disimulasikan :
Tabel 3 menunjukan paket yang diamati pada kasus 1 dan 2. Paket yang diamati adalah paket  bertanda  (*)  sedangkan  paket  lainya  tidak  diamati  tetapi  tetap  disimulasikan untuk  mensimulasikan   pengirima pada  saat  traffic  sibuk.   Tujuan   dilakukannya pengujian ini adalah untuk melihat delay dalam pengiriman saat traffic sibuk.

Berdasarkan  skenario 2 yaitu saat traffic sibuk, Simulasi di uji menggunakan  routing protokol EIGRP, OSPF dan OSPF-EIGRP. Delay pada pengamatan ini didapatkan dengan membagi rata-rata delay 4 percobaan dari 2 kasus yang dihasilkan dari simulasi. Nilai
rata-rata  delay tiap percobaan  didapat  dari 10 kali pengamatan.  Hasil rata-rata  dari seluruh simulasi ini disajikan dalam Tabel 4 berikut :

Berdasarkan  Gambar 4 dapat dilihat bahwa pada saat dilakukan skenario kedua  nilai EIGRP to EIGRP tetap lebih baik dibanding OSPF to OSPF dan redistribution OSPF dan EIGRP. Berdasarkan perhitungan maka didapatkan Simulasi jaringan redistribution OSPF dan EIGRP lebih baik 0,0002  detik dibanding  jaringan  OSPF to  OSPF dan di bawah
0,000425 detik dibanding jaringan EIGRP to EIGRP.

3.3 Skenario Ketiga
Pada  skenario  ketiga  dilakukan  dengan  menempatkan  paket-paket  sesuai  dengan kondisi pada tabel 3 pada skenario 2, yang akan diamati adalah paket  bertanda (*). Gambar 5 adalah jalur yang dilewati paket data dari PC 0 ke PC 11. Perhitungan trace
route dilakukan pada topologi redistribution OSPF dan EIGRP,:
Berdasarkan Gambar 5 didapat jalur utama yang dilalui paket dari PC 0 menuju PC 11 pada topologi  redistribution OSPF dan EIGRP adalah PC 0 Switch 0 Router  0 Router 3 Router 8 Router 4 Router 5 - Router 7 Switch 5  - PC 11. Jalur yang diambil  tersebut  berdasarkan  nilai cost dan metric terkecil  yang  dilewati  paket  baik dalam area OSPF dan EIGRP.

3.3.1 Perhitungan Redistribution OSPF dan EIGRP
Berbeda dengan perhitungan pada routing protokol OSPF to OSPF dan EIGRP to EIGRP, pada    perhitungan    topologi    jaringan    redistribution   OSPF   dan    EIGR ini mengkombinasikan  antara cost  pada area OSPF dan metric pada area EIGRP. Peran Router redistribution pada  jaringan  ini  sangat  penting  sebagai   titik  atau  pusat perhitungan metric dan cost. Berikut hasil perhitungan simulasi redistribution OSPF dan EIGRP.

a. Pada bagian OSPF
Berdasarkan  Gambar 5 dapat dilihat jalur pengiriman  paket dari Router 0 menuju  di Router 8 via Router 3 dengan bandwidth masing-masing  100 kbps, perhitungan  nilai Cost-nya adalah sebagai berikut:


Selain  jalur  dari gambar  di atas  terdapat  beberapa  jalur  lain yang  bisa  digunakan, diantaranya adalah:



Berdasarkan 3 perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai cost dari 2 rute alternatif nilainya lebih besar dibandingkan nilai cost pada jalur utama, hal ini dikarenakan nilai bandwidth dan jumlah hop yang dilewati. maka digunakan jalur Router 0 ke Router 8 via Router 3 sebagai jalur utama dengan nilai cost 2000.

b. Pada bagian EIGRP
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat jalur pengiriman paket melanjutkan dari area OSPF dari  Router 8  menuju  Router 4 kemudian  menuju  Router 7 via  Router 5  dengan bandwidth minimum 50 kbps, delay interface serial 20000      dan delay interface fast ethernet 100    . Perhitungan nilai metric-nya adalah sebagai berikut:
Sementara jalur alternatif yang bisa diambil yaitu melalui Router 8 menuju Router 7 via

Seperti pada perhitungan dengan cost, diambil nilai metric yang terkecil. Sehingga jalur dengan bandwidth minimum 50 kbps yang dipilih karena memiliki nilai metric yang lebih kecil dibandingkan jalur dengan nilai bandwidth minimum 25 kbps.

Jadi berdasarkan  perhitungan  di atas didapatkan  bahwa cost interface dari Router  0 menuju Router 8 adalah 2000 dan nilai metric dari Router 8 sampai ke PC 11 52738560. hal ini dapat dibuktikan pada hasil simulasi dengan mengetikan show ip route pada Router 8 yang hasilnya sebagai berikut:
3.4 Skenario Keempat
Pengujian  skenario  keempat  ini dilakukan  dengan  cara melihat  Router yang  dilewati paket  data  sebelum  pemutusan  link seperti  pada  skenario  ketiga,  lalu  memutuskan beberapa link yang akan dilewati paket untuk mengetahui jalur alternatif yang dilewati paket data. Berikut kasus yang akan disimulasikan untuk pemutusan link:

1.       Pemutusan link pada area 1 (OSPF), kemudian mengirim paket dari area 1 ke 2.
2.       Pemutusan link pada area 2 (EIGRP), kemudian mengirim paket dari area 1 ke 2.

3.4.1 Simulasi Pengujian Skenario Keempat
Pada skenario keempat menggunakan pemutusan salah satu link pada Jalur utama yang dilalui paket dari PC 0 menuju PC 11 pada topologi redistribution OSPF dan EIGRP yaitu PC 0 Switch 0 Router 0 Router 3 Router 8 Router 4 Router 5 - Router 7 Switch 5 - PC 11. Berikut ini adalah proses pemutusan link pada redistribution OSPF dan EIGRP :

1. Kasus pertama
Setelah mengetahui jalur yang dilewati paket data ICMP pada perintah PING, dilakukan pemutusan  jalur yang biasa dilewati untuk mengetahui  Jalur backup  yang digunakan oleh simulasi untuk mengirimkan paket data. Pada kasus ini kita akan memutuskan jalur ke Router 3 dari Router 0. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada Gambar 7 berikut ini:


Setelah link diputuskan pada Gambar 7 rute yang dilewati dari PC 0 ke PC 11 adalah PC
0 Switch 0 Router 0 Router 1 Router 3 Router 8 Router 4 Router 5 - Router
7 Switch 5  - PC 11.

a.   Perhitungan Redistribution OSPF dan EIGRP
Pembagian Setelah link diputuskan rute yang dilewati dari Router 0 Router 1 Router
3 Router 8 masuk pada bagian OSPF sementara Router 8 Router 4 Router 5 -
Router 7 Switch 5  - PC 11 masuk ke dalam bagian EIGRP.

-      Pada bagian OSPF
Dari Gambar  7 dapat dilihat jalur pengiriman  paket dari Router 0 ke arah Router  1 menuju Router 8 via Router 3 dengan bandwidth masing-masing 100kbps, perhitungan nilai Cost-nya adalah sebagai berikut:


Berdasarkan  perhitungan  di atas maka dapat dilihat  bahwa cost dari rute  cadangan setelah pemutusan link adalah 3000.

-      Pada bagian EIGRP
Pada bagian EIGRP dari Gambar 7 dapat dilihat jalur pengiriman paket melanjutkan dari area OSPF dari Router 8 menuju Router 4 kemudian  menuju Router 7 via  Router 5 dengan  bandwidth minimum  50 kbps (sama  dengan  jalur  utama  di  skenario  ke-3). Perhitungan nilai metric-nya adalah sebagai berikut:

Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan bahwa cost interface menuju Router 8 adalah 3000 dan nilai metric dari Router 8 sampai ke PC 11 52738560. Dapat kita lihat terjadi penambahan nilai cost dikarenakan jumlah hop yang dilewati dalam area OSPF bertambah.  Hal ini dapat dibuktikan pada hasil simulasi dengan mengetikan show ip route pada Router 8 yang hasilnya pada Gambar 8 berikut:
b.   Perhitungan Time Delay
Setelah dilakukan  pemutusan  link jalur utama antara Router 0 Router 3,  terdapat penambahan jumlah  hop yang dilewati oleh pengiriman paket data dari PC 0 menuju PC
11. Hal ini menyebabkan   terjadi penambahan waktu delay. Berikut perhitungan rata- rata delay antara PC 0 PC 11 dengan melakukan pengiriman paket data secara bolak- balik antara PC tersebut.
Berdasarkan  Tabel 5 terlihat bahwa penambahan  hop yang dilewati akan  menambah nilai  delay pengiriman    paket  data  bila  dibandingkan  pada  pengiriman  paket  data dengan menggunakan  jalur utama pada skenario pertama dan kedua.   Selain itu juga pemutusan link pada kasus pertama   ini berakibat pada penambahan nilai delay pada traffic sibuk secara signifikan karena penumpukan traffic pada Router yang dilewati oleh paket data.

2. Kasus Kedua
Pada kasus ini kita akan memutuskan  jalur antara Router 4 Router 5. Untuk  lebih jelasnya akan dijelaskan pada Gambar 9 berikut ini:

Berdasarkan Gambar 9 setelah link diputuskan rute yang dilewati dari PC 0 ke PC 11 adalah PC 0 Switch 0 Router 0 Router 3 Router 8– Router 4 Router 6 Router
7 Switch 5  - PC 11.

a.   Perhitungan Redistribution OSPF dan EIGRP
Pengambilan jalur alternatif setelah link diputus, rute yang diambil paket adalah : Router
0 Router 3 Router 8 masuk pada bagian OSPF sementara Router 8 Router 4
Router 6 - Router 7 Switch 5  - PC 11 masuk kedalam bagian EIGRP.

-      Pada bagian OSPF
Dari Gambar 9 dapat dilihat jalur pengiriman paket dari di Router 0 menuju Router 8 via Router 3 menggunakan  jalur utama karena tidak terjadi pemutusan  link pada  bagian OSPF. dengan bandwidth masing-masing  100 kbps, perhitungan  nilai  cost-nya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dilihat bahwa cost adalah 2000.

-      Pada bagian EIGRP
Pada bagian EIGRP jumlah hop sama seperti skenario 3. Akan tetapi terjadi perubahan jalur dari Router 4 ke Router 7 via Router 5 menjadi via Router 6 seperti pada gambar 9 di atas dengan bandwidth minimum tetap 50 kbps. Perhitungan nilai metric-nya adalah sebagai berikut:

Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan bahwa cost interface menuju Router 8 adalah 2000 dan nilai metric dari Router 8 sampai ke PC 11 52738560. Pada pemutusan link ini tidak terjadi penambahan hop maupun perbedaan nilai cost dan metric. Hal ini dikarenakan pada perhitungan EIGRP yang berpengaruh adalah nilai bandwidth minimal. Untuk lebih memastikannya dibuktikan pada hasil simulasi dengan mengetikan show ip route pada Router 8 yang hasilnya sebagai berikut:

b.   Perhitungan Time Delay
Setelah  dilakukan  pemutusan  link jalur  utama  antara  Router 4-  Router 5,  terjadi perubahan jalur yang diambil tetapi tidak terjadi penambahan atau pengurangan hop. Hal ini menyebabkan  tidak terjadi penambahan  waktu delay secara signifikan. Berikut perhitungan  delay antara PC 0 PC 11 dengan  melakukan  pengiriman   paket data secara bolak-balik antara PC tersebut.


Berdasarkan Tabel 6 di atas terlihat bahwa perubahan jalur yang dilewati tidak membuat penambahan   nilai time delay pengirima paket data secara signifikan.   Pada kasus kedua pemutusan  link lebih berakibat penumpukan  traffic sehingga  ada penambahan nilai time delay bila dibandingkan  pada pengiriman  paket data  dengan menggunakan jalur utama pada skenario pertama dan kedua, akan tetapi penambahan nilai delay yang terjadi tidak signifikan seperti pada kasus pertama.


4.KESIMPULAN

Berdasarkan  hasil pengujian  simulasi  yang telah dilakukan  pada jaringan  yang  telah dirancang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Nilai delay dari redistribution OSPF dan EIGRP tidak lebih baik dengan nilai delay pada  EIGRP to  EIGRP pada  skenario  1  dan  2.  Pada  skenario  1  nilai  delay redistribution OSPF dan EIGRP 2% di bawah EIGRP to EIGRP,  sedangkan  pada skenario 2 redistribution OSPF dan EIGRP 3% di bawah EIGRP to EIGRP.

2.     Nilai delay dari redistribution OSPF dan EIGRP lebih baik dibandingkan dengan nilai delay pada OSPF to OSPF pada skenario 1 dan 2 walaupun  hampir  sama.  Pada skenario  1 dan 2 nilai delay redistribution OSPF dan EIGRP lebih  baik 1% jadi nilainya delay antara keduanya hampir mendekati.

3.     Terdapat perbedaan nilai delay saat traffic tunggal dan traffic sibuk pada jaringan redistribution OSPF dan EIGRP nilainya adalah 4%. Dimana saat traffic tunggal lebih baik dikarenakan tidak ada penyibuk jalur yang mengganggu perjalanan paket data.

4.     Pada Skenario 3 jalur utama yang dipilih paket pada redistribution OSPF dan EIGRP memiliki keunikan yaitu melakukan perhitungan masing-masing (OSPF dengan cost sementara EIGRP dengan metric). Dari pengiriman paket dari PC 0 ke PC 11 nilai cost yang didapat adalah 2000 dan nilai metric yang didapat adalah 52738560.

5.     Setelah  melakukan  pengujian  pemutusan  link  pada  skenario  4,  pada  topologi jaringan redistribution OSPF dan EIGRP baik pada area OSPF maupun EIGRP dapat
merutekan kembali paket yang dikirim. Pada OSPF dihitung berdasarkan nilai cost- nya dan pada EIGRP berdasarkan nilai metric-nya.


DAFTAR RUJUKAN

Sofana, Iwan. (2012). CISCO CCNP dan jaringan Komputer  (Materi Route, Switch,  &
Troubleshooting). Bandung : Informatika.

Shewandag Lemma, Esuendale. ( 2009). Performance Comparison of EIGRP / IS-IS
and OSPF / IS-IS. Swedia : Blekinge Institute of Technology.

Priyambodho,  Dimas. (2014). Analisis Kinerja Routing Protokol EIGRP dan OSPF pada
Topologi Ring dan Mesh. Bandung : Institut Teknologi Nasional Bandung.

Priyadi,  Taufiq  Agung.  (2014).  Perancangan  dan Analisa  Perbandingan  Implementasi OSPF pada  Jaringan  IPv4  dan  Ipv6.  Bandung  :  Institut  Teknologi  Nasional Bandung.

Sofana, Iwan. (2012), CISCO CCNA dan Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.

















































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar