NAMA : ADE RINALDI. V. M
PANGKAT : SERTU
NOSIS : 20190422-E
NO ABSEN : 02
DATA PENUGASAN
PROGRAM DIPLOMA 4 ANGAKAT 4
( JARINGAN KOMPUTER )
Perancangan dan Analisis Redistribution Routing
Protocol OSPF dan EIGRP
DWI ARYANTA ,
BAYU AGUNG PRANATA
Jurusan Teknik Elektro Institut
Teknologi Nasional Bandung
ABSTRAK
OSPF (Open Shortest
Path First)
dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol) adalah dua routing
protokol yang banyak digunakan dalam jaringan komputer. Perbedaan
karakteristik antar routing protokol menimbulkan masalah dalam pengiriman paket data. Teknik redistribution adalah
solusi untuk melakukan komunikasi antar routing protokol. Dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer 5.3
pada penelitian ini dibuat simulasi OSPF dan EIGRP yang
dihubungkan oleh teknik redistribution, kemudian dibandingkan kualitasnya dengan single routing protokol EIGRP dan OSPF. Parameter pengujian dalam penelitian ini
adalah nilai
time
delay
dan trace
route. Nilai trace route berdasarkan perhitungan langsung cost dan metric dibandingkan dengan hasil simulasi. Hasilnya dapat dilakukan proses redistribution OSPF dan EIGRP. Nilai
delay redistribution lebih baik 1% dibanding OSPF dan 2-3% di bawah EIGRP tergantung kepadatan
traffic. Dalam perhitungan
trace
route redistribution dilakukan 2 perhitungan, yaitu cost untuk
area OSPF dan metric pada area
EIGRP. Pengambilan jalur utama dan alternatif pengiriman paket berdasarkan
nilai cost dan metric yang terkecil, hal ini terbukti berdasarkan perhitungan dan
simulasi.
Kata kunci: OSPF, EIGRP, Redistribution,
Delay, Cost, Metric.
ABSTRACT
OSPF (Open Shortest
Path First)
and EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol) are two routing protocols are widely used in computer networks. Differences between the characteristics of
routing protocols pose a problem in
the delivery of
data packets. Redistribution technique is the
solution for communication between routing protocols. By using the software Cisco Packet
Tracer 5.3 in this study were made simulating OSPF
and EIGRP redistribution linked by technique, then compared its quality with a single
EIGRP and OSPF routing protocols. Testing parameters in
this study is the value of the time delay and trace route. Value trace
route based on
direct calculation of cost and metric
compared with the simulation results. The result
can be OSPF and EIGRP
redistribution process. Value delay redistribution 1% better than OSPF and EIGRP
2-3% under traffic density dependent. In calculating the trace
route redistribution is done 2 calculations, the cost for OSPF
area and the area of the
EIGRP metric. Making primary and alternate paths based on the packet delivery rate and the cost of the smallest metric, it is proved by calculation
and simulation.
Keywords: OSPF, EIGRP, Redistribution, Delay, Cost, Metric.
1. PENDAHULUAN
Dengan semakin
majunya teknologi
telekomunikasi, Routing protokol mengambil peranan
penting dalam komunikasi
modern dalam mengirim data dari komputer pengirim ke komputer penerima. Beberapa aspek yang menjadi acuan suatu routing protokol
baik atau tidak diantaranya
dari segi data yang terkirim maupun yang hilang dalam proses pengiriman data, kemudian kecepatan dalam pengiriman data dan juga kemampuan suatu routing protokol dalam memilih jalur terpendek dalam pengiriman data.
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan suatu protokol
standar dalam jaringan internet. Internet protokol
yang banyak digunakan sampai saat ini adalah Internet protocol version 4 atau IPv4. Saat ini dikenal beberapa
routing protokol yang digunakan diantaranya OSPF (Open Shortest Path First) dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Setiap routing protokol ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. (Iwan, 2012)
Komunikasi data tidak dapat dilakukan apabila antar topologi berdiri pada 2 jaringan routing protokol yang berbeda. Terjadi kesulitan
dalam
pengiriman
data dikarenakan perbedaan karakteristik routing protokol. Karena itu diperlukan proses redistribution untuk menghubungkan antara
beberapa routing protokol. Perancangan ini juga mengacu
pada penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya.
Lemma membuat
penelitian dengan membandingkan kombinasi EIGRP & IS –IS dan OSPF & IS-IS routing protokol
pada jaringan yang
sama untuk mengungkapkan keuntungan satu
atas yang lain
serta
kekokohan
setiap
kombinasi
protokol.
Kesimpulan yang didapat
pada
penelitian ini
bahwa kombinasi EIGRP & IS-IS
memiliki keunggulan yang lebih
baik dari kombinasi lainnya yang diujikan seperti dalam pemanfaatan bandwidth kemudian
waktu konvergensinya. (Lemma, dkk
2009)
Dimas melakukan penelitian mengenai perbandingan 2 routing protokol EIGRP dan OSPF diimplementasikan
pada topologi ring dan mesh dengan menggunakan cisco packet tracer
5.3. Penelitian ini menekankan
perbandingan
time delay dan perhitungan
trace route. Kesimpulan dari penelitian
ini
bahwa
routing protokol EIGRP lebih baik dari OSPF untuk setiap topologi dan pemilihan trace route adalah berdasarkan
nilai metric dan cost terkecil untuk semua routing protokol.
(P. Dimas,
2014)
Dalam penelitian
ini,
akan
dibuat simulasi proses redistribution
antara routing protokol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) dan OSPF (Open Shortest Path First) yang kemudian akan dibandingkan keandalannya dengan single routing protokol OSPF (Open Shortest Path First) dan EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
yang sudah dikenal
dengan
menggunakan
software Paket Tracer 5.3.
2. METODOLOGI
2.1 Perancangan Sistem Jaringan
Pada penelitian ini, software yang digunakan adalah Cisco Packet Tracer 5.3. Pada bab
ini menjelaskan perancangan sistem dan konfigurasi simulasi jaringan menggunakan
routing protokol EIGRP, OSPF dan dibuat jaringan redistribution antara OSPF dan EIGRP. Berikut ini adalah flowchart dari uji performasi:
Gambar 1. Flowchart Simulasi dan Perancangan Jaringan
Gambar 1 menunjukan tahapan dalam perancangan dan simulasi
penelitian ini.
Tahapannya dimulai dengan melakukan konfigurasi pada simulasi yang dibuat, setting IP address, dan
setting IP tiap interface (Router). Pada Masing-masing jaringan dikonfigurasi sesuai dengan routing protokol OSPF, EIGRP dan redistribution OSPF dan EIGRP. Kemudian dilakukan tes PING dan pengujian jaringan setelah konfigurasi routing protokol berhasil.
2.2 Topologi Jaringan
Berikut adalah perancangan topologi jaringan yang akan dibuat:
Gambar 2. Topologi Jaringan Pada Simulasi
Gambar 2 merupakan rencana
topologi jaringan yang akan dibuat. Terdapat 20 network- ID yang tersedia
untuk redistribution antar topologi, terdiri dari hubungan
antara Router dengan Router dan Router dengan switch. Maka
dari itu diperlukan teknik
subneting untuk memecah 1 network-ID, hal tersebut dilakukan untuk menghemat 1 network-ID tersebut sehingga tidak
menyebabkan pemborosan dalam
menggunakan network. Perangkat keras yang dipilih dalam perancangan ini meliputi 9 buah Router
2811, 6 buah switch generic dan 12 buah PC.
2.3 Subnetting
Perancangan pada simulasi ini membutuhkan 20 alamat jaringan masing-masing pada jaringan antara EIGRP to EIGRP, OSPF to OSPF serta redistribution EIGRP dan OSPF. Dilakukan teknik subneting IPv4 untuk menyediakan 20 alamat jaringan yang dilakukan dengan
perhitungan sebagai berikut:
1. 2n ≥ 20, n merupakan jumlah bit yang harus ditambahkan
mendapatkan jumlah minimum alamat jaringan yang dibutuhkan sesuai jaringan yang telah di rancang, yaitu 20 jaringan, sehingga didapat nilai n=5 (25 = 32)
2. Dengan menambahkan 5 bit di subnet mask maka akan
menjadi
:
3. 256-248 = 8, 8 adalah angka selisih IP yang digunakan dalam setiap subnet nya
4. Subneting menjadi maksimal 32 sub jaringan baru akan menjadi seperti Tabel 1 berikut:
Berdasarkan
Tabel 1 jumlah subneting yang didapat adalah 32 subnet, dikarenakan digunakan 20 jaringan subnet, maka jaringan yang dipakai mulai dari
SN 1 sampai SN
20. Sementara
12 jaringan subnet yang tidak
digunakan
dapat
dipakai
untuk penambahan topologi atau jaringan.
2.4 Redistribution
Redistribution adalah metode routing
protokol yang
digunakan untuk
meredestribusikan/meneruskan suatu routing protokol ke routing protokol yang lain agar dapat saling menukarkan/meng-advertise routing table masing-masing. Pada penelitian ini penulis membatasi penelitian terhadap kualitas delay dalam redistribution OSPF dan EIGRP dibandingkan dengan topologi
jaringan
OSPF dan EIGRP tunggal. Selain itu dilakukan juga perhitungan trace route pada jaringan
redistribution secara perhitungan maupun simulasi.
3. HASIL PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan perbandingan kualitas topologi yang telah
dibuat, maka dilakukan beberapa pengujian
berdasarkan skenario berikut :
1. Mengamati
waktu
delay pengiriman
paket data dari PC ke PC lain pada saat
traffic tunggal.
2. Mengamati
waktu
delay pengiriman
paket data dari PC ke PC lain pada saat
traffic sedang sibuk.
3. Mengamati hubungan topologi
redistribution OSPF dan EIGRP dalam pemilihan
jalur pemilihan paket dan perhitungannya.
4. Mengamati trace route
alternatif atau jalur alternatif pengiriman paket data dengan
cara melakukan pemutusan link utama yang
akan dilewati paket
data
untuk mengetahui perbedaan rute yang dilewati.
3.1 Skenario
Pertama
Pengujian skenario pertama dilakukan melalui pengiriman paket ICMP atau PING pada
saat traffic tunggal. Pada
skenario
pertama ini digunakan 2 kasus dimana masing- masing kasus terdiri dari 2 percobaan dan setiap
contoh
kasus dilakukan 10 kali pengiriman kemudian diambil rata-rata delay-nya pada setiap kasus. berikut kasus yang akan disimulasikan:
Untuk Traffic Tunggal :
1. Pengiriman paket antar area dengan traffic tunggal (dari area 1 ke area
2).
2. Pengiriman paket antar area dengan traffic tunggal (dari area 2 ke area 1).
Pada kasus pertama dilakukan pengiriman data dari PC 0 menuju ke PC 11 dan PC 2 menuju PC 6. Sementara Pada kasus kedua dilakukan pengiriman sebaliknya dari kasus pertama yaitu PC 11 ke PC 0 dan PC 6 ke PC 2. Tidak digunakan traffic penyibuk dalam percobaan skenario pertama.
Berdasarkan skenario 1 yaitu saat traffic tunggal, simulasi di uji menggunakan
routing protokol EIGRP, OSPF dan redistribution OSPF dan EIGRP. Delay pada hasil pengamatan
ini didapatkan dengan cara membagi rata-rata delay 4 percobaan dari 2 kasus yang dihasilkan dari simulasi. Nilai rata-rata delay tiap percobaan didapat dari 10
kali
pengamatan. Hasil rata-rata dari seluruh simulasi ini disajikan dalam Tabel 2 berikut:
Gambar 3. Grafik perbandingan nilai delay traffic tunggal
Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat terlihat bahwa EIGRP to EIGRP lebih baik dibanding OSPF to OSPF dan redistribution OSPF dan EIGRP. Bila berdasarkan perhitungan maka didapatkan simulasi jaringan redistribution OSPF dan EIGRP lebih baik 0,000025 detik dibanding Simulasi jaringan OSPF to OSPF dan di bawah 0,0003125 detik dibanding simulasi jaringan EIGRP to EIGRP.
3.2 Skenario
Kedua
Pengujian skenario kedua dilakukan melalui pengiriman paket ICMP atau PING pada saat traffic sibuk. Pada skenario kedua ini digunakan 2 kasus dimana masing-masing kasus terdiri dari 2 percobaan
dan setiap contoh kasus dilakukan 10 kali pengiriman kemudian
diambil rata-rata delay-nya pada setiap kasus. Berikut kasus yang akan disimulasikan :
Tabel 3 menunjukan paket yang diamati
pada kasus 1 dan 2. Paket yang diamati adalah paket bertanda (*)
sedangkan paket
lainya tidak diamati tetapi
tetap disimulasikan untuk mensimulasikan pengiriman pada saat traffic
sibuk. Tujuan
dilakukannya pengujian ini adalah untuk melihat delay dalam pengiriman
saat traffic sibuk.
Berdasarkan
skenario 2 yaitu saat traffic sibuk, Simulasi di uji menggunakan routing protokol EIGRP, OSPF dan OSPF-EIGRP. Delay pada pengamatan ini didapatkan dengan membagi rata-rata delay 4 percobaan dari 2 kasus yang dihasilkan dari simulasi. Nilai
rata-rata delay tiap percobaan didapat dari
10 kali pengamatan.
Hasil rata-rata
dari seluruh simulasi ini disajikan dalam Tabel 4 berikut :
Berdasarkan
Gambar 4 dapat dilihat bahwa pada saat dilakukan skenario kedua nilai EIGRP to EIGRP tetap lebih baik dibanding OSPF to OSPF dan redistribution
OSPF dan EIGRP. Berdasarkan perhitungan
maka didapatkan Simulasi
jaringan redistribution OSPF
dan EIGRP lebih baik 0,0002
detik dibanding jaringan OSPF to OSPF dan di bawah
0,000425 detik dibanding jaringan EIGRP to EIGRP.
3.3 Skenario Ketiga
Pada skenario ketiga
dilakukan dengan menempatkan
paket-paket
sesuai
dengan kondisi pada tabel 3 pada skenario 2, yang akan diamati adalah paket bertanda (*). Gambar 5 adalah jalur yang dilewati paket data dari PC 0 ke PC 11. Perhitungan trace
route dilakukan pada topologi redistribution OSPF dan EIGRP,:
Berdasarkan Gambar 5 didapat jalur utama yang dilalui paket dari PC 0 menuju PC 11 pada topologi
redistribution OSPF dan EIGRP adalah PC 0 – Switch 0 – Router 0 – Router 3 – Router 8 – Router 4 – Router 5 - Router 7 – Switch 5 - PC 11. Jalur yang diambil tersebut berdasarkan nilai cost dan metric terkecil yang dilewati paket baik dalam area OSPF dan EIGRP.
3.3.1 Perhitungan Redistribution OSPF dan EIGRP
Berbeda dengan perhitungan pada routing protokol OSPF to OSPF dan EIGRP to EIGRP, pada perhitungan topologi jaringan
redistribution OSPF
dan EIGRP ini mengkombinasikan
antara cost pada area OSPF dan metric pada area
EIGRP. Peran Router redistribution pada jaringan
ini sangat penting sebagai titik
atau pusat perhitungan metric dan cost. Berikut hasil perhitungan simulasi redistribution OSPF dan EIGRP.
a. Pada bagian
OSPF
Berdasarkan
Gambar 5 dapat dilihat jalur pengiriman paket dari Router 0 menuju di Router 8 via Router 3 dengan bandwidth masing-masing 100
kbps, perhitungan
nilai Cost-nya adalah sebagai berikut:
Selain jalur dari gambar
di atas terdapat
beberapa jalur lain
yang bisa
digunakan,
diantaranya adalah:
Berdasarkan 3 perhitungan
di atas dapat dilihat bahwa nilai cost dari 2 rute alternatif nilainya lebih besar dibandingkan nilai cost
pada jalur utama, hal ini dikarenakan nilai bandwidth dan jumlah hop yang dilewati. maka digunakan jalur Router 0 ke Router 8 via Router 3 sebagai jalur utama dengan nilai cost 2000.
b. Pada bagian EIGRP
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat jalur pengiriman paket melanjutkan dari area
OSPF dari Router 8 menuju
Router 4 kemudian
menuju Router 7 via Router 5 dengan bandwidth minimum 50 kbps, delay interface serial 20000
dan delay interface fast ethernet 100 . Perhitungan nilai metric-nya adalah sebagai berikut:
Sementara jalur alternatif yang bisa diambil yaitu melalui Router 8 menuju Router 7 via
Seperti pada perhitungan dengan
cost, diambil nilai metric yang terkecil. Sehingga jalur dengan bandwidth minimum 50 kbps yang dipilih
karena memiliki nilai metric yang lebih kecil dibandingkan jalur dengan
nilai bandwidth minimum 25 kbps.
Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan
bahwa cost interface dari Router
0 menuju Router 8 adalah 2000 dan nilai metric dari Router 8 sampai ke PC 11 52738560. hal ini dapat dibuktikan
pada hasil simulasi dengan mengetikan “show ip route” pada Router 8 yang hasilnya sebagai
berikut:
3.4 Skenario Keempat
Pengujian skenario
keempat ini dilakukan
dengan
cara melihat Router yang dilewati paket data sebelum pemutusan
link seperti
pada
skenario ketiga, lalu memutuskan beberapa link yang akan dilewati paket untuk mengetahui jalur alternatif yang dilewati
paket data. Berikut kasus yang akan disimulasikan untuk
pemutusan link:
1. Pemutusan link pada area 1 (OSPF), kemudian mengirim paket dari area 1 ke
2.
2. Pemutusan link pada area 2 (EIGRP), kemudian mengirim paket dari area 1 ke
2.
3.4.1 Simulasi Pengujian Skenario Keempat
Pada skenario keempat menggunakan pemutusan salah satu link pada Jalur utama yang dilalui paket dari PC 0 menuju PC 11 pada topologi redistribution OSPF dan EIGRP yaitu PC 0 – Switch 0 – Router 0 – Router 3 – Router 8 – Router 4 – Router 5 - Router 7 – Switch 5 - PC 11. Berikut ini adalah proses pemutusan link pada redistribution OSPF dan EIGRP :
1. Kasus pertama
Setelah mengetahui jalur yang dilewati
paket data ICMP pada perintah PING, dilakukan pemutusan jalur yang biasa dilewati untuk
mengetahui Jalur
backup
yang digunakan oleh simulasi untuk mengirimkan paket data. Pada kasus ini kita akan memutuskan jalur ke Router 3 dari Router 0. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada Gambar 7 berikut
ini:
Setelah link diputuskan pada Gambar 7 rute yang dilewati
dari PC 0 ke PC 11 adalah PC
0 – Switch 0 – Router 0 – Router 1 – Router 3 – Router 8 – Router 4 – Router 5 - Router
7 – Switch 5 - PC 11.
a. Perhitungan Redistribution OSPF dan EIGRP
Pembagian Setelah link diputuskan rute yang dilewati dari Router 0 – Router 1 – Router
3 – Router 8 masuk
pada bagian OSPF sementara Router 8 – Router 4 – Router 5 -
Router 7 – Switch 5 - PC 11 masuk ke dalam bagian EIGRP.
-
Pada bagian
OSPF
Dari Gambar 7 dapat
dilihat jalur pengiriman
paket dari Router 0 ke arah Router 1 menuju Router 8 via Router 3 dengan bandwidth masing-masing 100kbps, perhitungan nilai Cost-nya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan
perhitungan
di atas maka dapat dilihat
bahwa cost dari rute cadangan setelah pemutusan link adalah 3000.
-
Pada bagian EIGRP
Pada bagian EIGRP dari Gambar 7 dapat dilihat jalur pengiriman paket melanjutkan
dari area OSPF dari Router 8 menuju Router 4 kemudian menuju Router 7 via Router 5 dengan bandwidth minimum
50 kbps (sama dengan
jalur utama di skenario ke-3). Perhitungan nilai metric-nya adalah sebagai berikut:
Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan bahwa cost interface menuju Router 8 adalah 3000 dan nilai metric dari Router 8 sampai ke PC 11 52738560. Dapat kita lihat terjadi penambahan nilai cost dikarenakan jumlah hop yang dilewati dalam area OSPF bertambah. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil simulasi dengan mengetikan “show ip route” pada Router 8 yang hasilnya pada Gambar 8 berikut:
b. Perhitungan Time Delay
Setelah dilakukan pemutusan
link jalur utama antara Router 0 – Router 3,
terdapat
penambahan jumlah hop yang dilewati oleh pengiriman
paket data dari PC 0 menuju PC
11. Hal ini menyebabkan terjadi penambahan waktu delay. Berikut perhitungan
rata- rata delay antara PC 0 – PC 11 dengan melakukan pengiriman paket data secara bolak- balik antara PC tersebut.
Berdasarkan
Tabel 5 terlihat bahwa penambahan
hop yang dilewati akan
menambah nilai
delay pengiriman paket
data
bila
dibandingkan pada pengiriman paket data dengan menggunakan
jalur utama pada skenario pertama dan kedua. Selain itu juga pemutusan link pada kasus pertama ini berakibat pada penambahan nilai delay pada traffic sibuk secara signifikan
karena penumpukan traffic pada Router yang dilewati oleh paket data.
2. Kasus Kedua
Pada kasus ini kita akan memutuskan jalur antara Router 4 –Router 5. Untuk lebih
jelasnya akan dijelaskan pada Gambar 9 berikut ini:
Berdasarkan Gambar 9 setelah link diputuskan rute yang dilewati dari PC 0 ke PC 11 adalah PC 0 – Switch 0 – Router 0 – Router 3 – Router 8– Router 4 – Router 6 – Router
7 – Switch 5 - PC 11.
a. Perhitungan Redistribution OSPF dan EIGRP
Pengambilan jalur alternatif setelah link diputus, rute yang diambil paket adalah :
Router
0 – Router 3 – Router 8 masuk pada bagian OSPF sementara Router 8 – Router 4 –
Router 6 - Router 7 – Switch 5 - PC 11 masuk kedalam bagian EIGRP.
-
Pada bagian
OSPF
Dari Gambar 9 dapat dilihat jalur pengiriman paket dari di Router 0 menuju Router 8 via Router 3 menggunakan
jalur utama karena tidak
terjadi pemutusan link pada
bagian OSPF. dengan bandwidth masing-masing
100 kbps, perhitungan nilai cost-nya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dilihat bahwa cost adalah 2000.
-
Pada bagian EIGRP
Pada bagian EIGRP jumlah hop sama seperti skenario 3. Akan tetapi terjadi
perubahan jalur dari Router 4 ke Router 7 via Router 5 menjadi via Router 6 seperti pada gambar 9 di atas dengan bandwidth minimum tetap 50 kbps. Perhitungan
nilai metric-nya adalah sebagai berikut:
Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan bahwa cost interface menuju Router 8 adalah 2000 dan nilai metric dari Router 8 sampai ke PC 11 52738560.
Pada pemutusan link ini tidak terjadi penambahan hop maupun perbedaan nilai cost dan metric. Hal ini dikarenakan pada perhitungan EIGRP yang berpengaruh
adalah nilai bandwidth minimal. Untuk lebih memastikannya dibuktikan
pada hasil simulasi dengan mengetikan “show ip route” pada Router 8 yang hasilnya sebagai berikut:
b. Perhitungan Time Delay
Setelah dilakukan pemutusan link jalur utama
antara Router 4- Router 5, terjadi perubahan
jalur yang diambil
tetapi tidak terjadi penambahan atau
pengurangan hop. Hal ini menyebabkan
tidak terjadi penambahan waktu delay secara signifikan. Berikut perhitungan delay antara PC 0 – PC 11 dengan melakukan pengiriman
paket
data secara bolak-balik antara PC tersebut.
Berdasarkan Tabel 6 di atas terlihat bahwa perubahan jalur yang dilewati tidak membuat penambahan nilai time delay pengiriman paket data secara signifikan. Pada kasus kedua pemutusan
link lebih berakibat penumpukan traffic sehingga ada penambahan nilai time delay bila dibandingkan
pada pengiriman paket data
dengan menggunakan
jalur utama pada skenario pertama dan kedua, akan tetapi penambahan
nilai delay yang terjadi tidak signifikan seperti pada kasus pertama.
4.KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengujian simulasi yang
telah dilakukan
pada jaringan yang
telah dirancang, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Nilai delay dari redistribution OSPF dan EIGRP tidak lebih baik dengan nilai delay pada EIGRP to EIGRP pada skenario 1 dan
2.
Pada
skenario
1 nilai
delay redistribution OSPF dan EIGRP 2% di bawah EIGRP to EIGRP, sedangkan
pada skenario 2 redistribution OSPF dan EIGRP 3% di bawah EIGRP to EIGRP.
2. Nilai delay dari redistribution OSPF dan EIGRP lebih baik dibandingkan dengan nilai delay pada OSPF to OSPF pada skenario 1 dan 2 walaupun hampir
sama. Pada skenario 1 dan 2 nilai delay redistribution OSPF dan EIGRP lebih baik 1% jadi nilainya delay antara keduanya hampir mendekati.
3. Terdapat perbedaan nilai delay saat traffic tunggal dan traffic sibuk
pada jaringan
redistribution OSPF dan EIGRP nilainya adalah 4%. Dimana saat traffic tunggal lebih
baik dikarenakan tidak ada penyibuk jalur yang mengganggu
perjalanan paket data.
4. Pada Skenario 3 jalur utama
yang dipilih paket pada redistribution OSPF dan EIGRP memiliki keunikan yaitu melakukan perhitungan masing-masing (OSPF dengan cost sementara EIGRP dengan metric). Dari pengiriman paket dari PC 0 ke PC 11 nilai cost yang didapat
adalah 2000 dan nilai metric yang didapat adalah 52738560.
5. Setelah melakukan pengujian
pemutusan
link
pada
skenario
4,
pada
topologi jaringan redistribution OSPF dan EIGRP baik pada area OSPF maupun EIGRP dapat
merutekan kembali paket yang dikirim. Pada OSPF dihitung berdasarkan nilai cost- nya dan pada EIGRP berdasarkan nilai metric-nya.
DAFTAR RUJUKAN
Sofana, Iwan. (2012). CISCO CCNP dan jaringan Komputer
(Materi Route, Switch, &
Troubleshooting). Bandung : Informatika.
Shewandagn Lemma, Esuendale. ( 2009). Performance Comparison of EIGRP / IS-IS
and OSPF / IS-IS. Swedia : Blekinge Institute
of Technology.
Priyambodho, Dimas. (2014). Analisis Kinerja Routing Protokol EIGRP dan OSPF pada
Topologi Ring dan Mesh. Bandung : Institut Teknologi
Nasional
Bandung.
Priyadi, Taufiq
Agung. (2014). Perancangan dan Analisa Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan
IPv4 dan Ipv6.
Bandung : Institut
Teknologi
Nasional Bandung.
Sofana, Iwan. (2012), CISCO CCNA dan Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.